Pengikut

Jumat, 17 November 2017

Pahlawan (10 November)


   Pahlawan (sansekerta: phala-wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama) adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani . Banyak orang yang bisa dikatakan pahlawan, pahlawan tidak harus berperang di medan perang dan menaruhkan nyawanya, tapi guru juga bisa dikatakan pahlawan, tukang becak juga bisa dikatakan pahlawan. Tapi untuk saat ini pahlawan diartikan lebih spesifik lagi yaitu yang ikut berperang dan berjasa besar terhada kemerdekaan Indonesia.
Terutama pada peristiwa bersejarah yang terjadi pada 10 November 1945 di Surabaya. Para pejuang Indonesia datang dari berbagai daerah hanya untuk mempertaruhkan nyawanya dan berjuang membela Bangsa Indonesia untuk memperoleh haknya merdeka. Melawan penjajah dengan senjata seadanya, dengan semangat yang berkobar. Bukan hanya orang dewasa yang ikut berperang, tapi juga para santri dan pelajar yang seharusnya belajar untuk masa depan mereka. Mereka ikut berjuang memperoleh  kemerdekaan Indonesia. Mereka tidak takut dengan pistol, pedang, granat, bom atau sebagainya yang bisa mencelakai mereka.
Tidak hanya itu, para pejuang revolusi Indonesia, Sutomo (Bung Tomo) juga ikut berperan dalam menyemangai para saudara-saudara Surabaya dan sekitarnya, Bung Tomo memberi semangat dengan pidatonya yang berbunyi :

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.

Kita semuanya telah mengetahui.
Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua.
Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan.
Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka

Saudara-saudara.
Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.
Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku,
Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali,
Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan,
Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera,
Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing.
Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.
Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol.
Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara.
Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran.
Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri.
Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya.
Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu,
dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya.
Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia.
Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini.
Dengarkanlah ini tentara Inggris.
Ini jawaban kita.
Ini jawaban rakyat Surabaya.
Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris!
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu.
Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu.
Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:
Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!
Tetapi saya peringatkan sekali lagi.
Jangan mulai menembak,
Baru kalau kita ditembak,
Maka kita akan ganti menyerang mereka itu kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita saudara-saudara.
Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.
Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara.
Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita,
Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar.
Percayalah saudara-saudara.
Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Merdeka!!!

Dari pidatonya itu, semangat para saudara-saudara Surabaya berkobar, mereka tidak takut mati untuk kemerdekaan negara tercinta Indonesia karna sesuai dengan semboyan  pidato Bung Tomo MERDEKA atau MATI !!!!

Penerimaan Santri Baru MA Bilingual 2019

PSB MA Bilingual 2019(Pesantren Modern al-Amanah) Open registration buat para pencari ilmu yang mau meneruskan pendidikannya ke jenjang...